BMKG meminta masyarakat mewaspadai potensi cuaca ekstresm selama libur Nataru 2024/2025 (foto:ilustrasishutterstock).
hallosumut.com,MALANG-Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) meminta masyarakat mewaspadai potensi cuaca ekstrem selama libur Natal (2024) dan Tahun Baru (2025).
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan, kondisi itu dipicu oleh sejumlah faktor, termasuk fenomena La Nina yang mengakibatkan potensi penambahan curah hujan hingga 20-40 persen.
Dampak fenomena La Nina untuk Indonesia tersebut akan berlangsung mulai akhir tahun 2024 hingga setidaknya April 2025.
Dwikorita mengungkapkan potensi bencana hidrometeorologi diprakirakan terjadi bersamaan pada saat arus mudik Nataru 2024-2025. Potensi bencana hidrometeorologi ini dipicu oleh terjadinya seruak udara dingin dari dataran tinggi Siberia ke wilayah Indonesia pada Desember 2024 hingga awal Januari 2025.
Dwikorita mengatakan berdasarkan survei yang dilakukan Kementerian Perhubungan, diprediksi akan ada 110,67 juta orang yang akan melakukan perjalanan musim libur Nataru 2024/2025.
“Mayoritas pelaku perjalanan tersebut menggunakan kendaraan pribadi berupa mobil dan motor sehingga sangat rentan menghadapi cuaca ekstrem dalam perjalanannya,” dalam keterangannya melalui laman BMKG di Jakarta, Minggu.
Aplikasi BMKG mobile juga menyediakan fitur Digital Weather for Traffic (DWT). Layanan tersebut dapat digunakan pelaku perjalanan untuk mengecek informasi cuaca di jalur mudik.
“Pengguna dapat mengakses informasi peringatan dini, cuaca jalur darat, cuaca rute perjalanan, cuaca bandar udara, cuaca pelabuhan, cuaca penyeberangan, hingga informasi penerbangan dan gelombang,” katanya.
DPR : Pemerintah Harus Siap
Anggota DPR RI Komisi V dari Fraksi PKS, Abdul Hadi, menyampaikan pentingnya kesiapan pemerintah dalam menghadapi cuaca ekstrem selama periode libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2024.
Hal itu disampaikan Abdul Hadi dalam dalam kunjungan kerja Komisi V terkait Kesiapan Infrastruktur dan Transportasi Nataru 2024/2025 di Provinsi Jawa Timur.
Abdul Hadi menyoroti perlunya kewaspadaan ekstra terhadap potensi cuaca ekstrem di berbagai wilayah Indonesia, termasuk risiko bencana tanah longsor.
Ia juga mengingatkan bahwa pemerintah daerah dan pemangku kepentingan terkait harus mengambil langkah antisipasi yang lebih baik untuk menghadapi tantangan ini, khususnya menjelang libur Natal dan Tahun Baru (Nataru).
“Kepala BMKG telah mengingatkan bahwa Desember 2024 merupakan puncak musim hujan, ditambah dengan fenomena La Niña yang meningkatkan potensi curah hujan hingga 20-40%. Hal itu disampaikan dalam rapat kerja dengan komisi V beberapa waktu yang lalu,” ujar Abdul Hadi.
Abdul Hadi mendesak pemerintah pusat dan daerah untuk memastikan kesiapan menghadapi libur Nataru tahun ini, yang diprediksi akan melibatkan pergerakan hingga 110 juta orang secara nasional. Ia menghimbau pemerintah melakukan langkah strategis antara lain adanya penguatan sistem peringatan dini.
“Kami menghimbau agar Informasi cuaca ekstrem harus tersosialisasikan secara efektif kepada masyarakat, baik melalui aplikasi daring maupun rambu-rambu jalan. Koordinasi dengan BMKG, Korlantas, dan lembaga terkait sangat penting untuk memberikan peringatan dini kepada pengendara, Selain itu pemerintah harus memastikan kemantapan jalan secara maksimal, menambah fasilitas Tempat Istirahat dan Pelayanan (TIP), dan menyiapkan peralatan tanggap bencana, seperti alat berat di lokasi rawan longsor dan banjir. Saat ini, ada 550 titik rawan longsor yang telah diidentifikasi, dan perlengkapan penanganan darurat harus siap di lokasi tersebut,” ungkap Politisi PKS asal Lombok ini.
Abdul Hadi juga menegaskan pentingnya koordinasi antara instansi seperti Kemenhub, KemenPU, BMKG, Basarnas, dan Korlantas untuk memastikan pelaksanaan SOP tanggap bencana dan pelayanan transportasi yang efektif.
“Kami juga meminta agar regulasi transportasi diperketat, termasuk penghentian arus lalu lintas di lokasi rawan kecelakaan saat cuaca buruk, untuk meminimalkan risiko kecelakaan yang sering terjadi akibat curah hujan tinggi,” jelasnya
Dalam kesempatan itu juga Abdul Hadi berharap ada perhatian khusus untuk Pulau Lombok, dengan topografinya yang berbukit, sangat rentan terhadap tanah longsor.
Abdul Hadi meminta pemerintah pusat bekerjasama dengan pemerintah daerah untuk memberikan perhatian khusus pada titik-titik rawan bencana di Lombok Timur, Lombok Barat, dan wilayah lainnya.
“Kesiapan infrastruktur, alat berat, dan dukungan logistik harus dipastikan optimal untuk melindungi masyarakat,”tambahannya.(TIM/RED).