SIMALUNGUN – Rehabilitasi ruang kelas di Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 1 Jorlang Hataran, Kecamatan Jorlang Hataran, Kabupaten Simalungun, berhenti tanpa kejelasan. Pekerjaan yang merupakan program Dinas Pendidikan Kabupaten Simalungun itu kini mangkrak, tanpa adanya aktivitas di lapangan.
Hasil informasi yang dihimpun, kegiatan rehabilitasi mencakup sekitar tujuh ruang kelas dengan pagu anggaran sebesar Rp784.551.350, bersumber dari Dana Alokasi Umum (DAU) Tahun Anggaran 2025. Proyek tersebut dikerjakan oleh rekanan CV. EK dengan masa pelaksanaan 120 hari kalender serta tidak tercantum nomor kontrak kerja.
Dalam beberapa minggu terakhir, aktivitas pekerjaan di sekolah tersebut berhenti total. Saat awak wartawan menyambangi lokasi pada Sabtu, 25 Oktober 2025, tidak terlihat para pekerja di area proyek.
Sala saru satuan pengamanan (Satpam) yang bertugas di sekolah itu, bermarga Sialagan, membenarkan bahwa kegiatan rehabilitasi sudah tidak melakukan pekerjaan.
“Hampir dua minggu ini tidak ada lagi yang melakukan pekerjaan di rehab kelas ini, Pak,” ujar marga Sialagan saat ditemui di lokasi.
Ditambahkannya, proyek yang ditangani rekanan yang sama juga terdapat di sekolah lain di wilayah sekitar.
“Rehab Sekolah Balimbingan ada juga kerjaan rekanan ini, Pak. Tapi katanya berhenti juga. Kabar yang kami dengar, pekerjaan mereka takut tidak dibayar,” ungkapnya.
Sialagan yang menerima honor Rp900 ribu per bulan itu menuturkan bahwa pihak sekolah, khususnya kepala sekolah, tidak berada di tempat saat itu.
“Pak Kepsek sempat datang, tapi ada urusannya. Biasanya kalau ada, beliau di warung depan itu,” sebutnya.
Hasil oantauan di lokasi memperlihatkan kondisi memprihatinkan. Sejumlah material bangunan seperti pintu, kusen jendela, dan seng tampak dibiarkan begitu saja di halaman sekolah. Beberapa bagian ruang kelas terlihat belum selesai, seperti tiang kolom beton yang belum dicor sempurna serta penambahan tinggi dinding bata yang terbengkalai.
Rehabilitasi yang seharusnya memperbaiki kondisi fisik sekolah justru meninggalkan kesan tidak terurus. Aktivitas belajar-mengajar pun berpotensi terganggu karena sebagian ruang kelas belum dapat digunakan dengan baik.
Sementara hingga berita ini diterbitkan, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dan Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) dari Dinas Pendidikan Kabupaten Simalungun belum dapat dimintai keterangan. Upaya konfirmasi melalui sambungan telepon juga belum membuahkan hasil.
Masyarakat sekitar berharap pihak Dinas Pendidikan segera turun ke lapangan untuk meninjau kondisi proyek dan memberikan penjelasan terkait keterlambatan atau penghentian pekerjaan ini. Sebab, proyek rehabilitasi sekolah seharusnya menjadi prioritas demi kenyamanan dan keselamatan para pelajar di SMPN 1 Jorlang Hataran.(Bunan)













